Minggu, 12 November 2023

Sikap People Pleasure

KESULITAN MENJADI PEOPLE PLEASURE DALAM BERKATA TIDAK

Ahmad Syaifuddin, M.Pd.[1]
Email: asyaifuddin711@gmail.com

    Setiap manusia pasti memiliki kecenderungan untuk berbuat baik kepada orang lain sesuai kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Sikap yang terlalu baik dalam kajian ilmiah sering dikaitkan dengan istilah people pleaser


Gambar boneka tangan simbol dari sikap people pleaser

Orang yang memiliki sikap people pleaser selalu berusaha menyenangkan dan memenuhi keinginan orang lain. Sikap yang berlebihan mampu mengubah pola hidup people pleaser. Kondisi ini bisa dipicu oleh dua hal yaitu faktor trauma di masa lalu dan perasaan tidak aman karena mengalami beberapa perundungan di dalam hidupnya.

   Ada sebuah kisah hidup dari Ghofur (nama samara penulis) tentang people pleaser. Selama hidup Ghofur selalu dijaga dengan sangat baik oleh kedua orang tuanya. Setiap Ghofur meminta apapun pasti diberikan, bahkan ketika terlambat pulang pasti dicari. Sebagai seorang manusia normal sudah seharusnya Ghofur senang dengan kondisi tersebut, namun kenyataan berkata tidak. Ghofur merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki pandangan bahwa menyenangkan keluarga pasti sangat mudah karena kedua orangtua sering memanjakannya sehingga sikap yang sering membuat orangtuanya jengkel adalah selalu berusaha menyenangkan orang lain yang membuat Ghofur merasa kecapekan bahkan sakit-sakitan. Sebenarnya Ghofur merasa sangat senang karena diperhatikan dan dipuji oleh orang yang dibantunya, namun orangtuanya sudah pasti memiliki pandangan yang luas tentang masa depan anaknya sehingga Ghofur dijaga dengan sangat ketat, lalu disekolahkan sampai ke jenjang yang paling tinggi tanpa harus berurusan dengan penilaian orang lain agar tidak kesulitan mencari nafkah. Berkat kegigihan orang tuanya, maka Ghofur sudah lulus strata dua di perguruan tinggi ternama dengan nilai tertinggi di Universitas. Hal yang tidak bisa Ghofur manfaatkan adalah ijasah serta nilai tersebut dalam mencari rupiah yang sepadan dengan perjuangan kedua orang tuanya. Selama perkuliahan Ghofur sering membantu orang lain dalam mengajarkan ilmu hadrah di sekitar rumahnya, namun ketika Ghofur mempunyai sedikit kesalahan langsung diremehkan dan dianggap sebagai manusia yang gagal sehingga saat ini dirinya mengalami depresi untuk bertemu orang lain. Beberapa kesalahan yang pernah dilakukan yakni sebagai berikut:

1. Tidak bisa menolak bantuan orang lain

2. Tidak disiplin waktu,

3. Sering kelelahan selama membantu orang lain,

4. Tidak konsisten dalam menyampaikan sesuatu,

5. Sering putus asa karena kritikan orang lain.

Kelima hal di atas merupakan kelemahan Ghofur sebagai seorang pengidap people pleaser. Tingkat psikologis yang diderita oleh Ghofur belum bisa diukur karena tidak pernah ke psikiater, sehingga beberapa kegiatan yang membuat Ghofur merasa aman dan nyaman dari kritikan orang lain yakni sebagai berikut:

1.  Melihat video anime di Youtube,

2. Mendengarkan suara air laut,

3. Melihat banyaknya dedaunan di puncak gunung,

4. Berbincang dengan wanita cantik,

5. Bersepeda motor untuk melihat banyak warna di sepanjang jalan.

    Berdasarkan kisah di atas, maka sikap people pleaser yang dialami oleh Ghofur bisa disebabkan oleh perasaan takut mengecewakan orang lain, ingin disukai oleh orang yang dikenal, merasa takut salah, sering mengikuti arus ketika di ajak berbincang dan takut kesepian. Ghofur pasti berkata iya pada setiap ajakan ataupun perintah dari siapapun yang dianggapnya mampu memuaskan hasratnya sebagai people pleaser.



[1] Penulis lahir di Tulungagung, 29 Maret 1998. Penulis merupakan guru honorer di SD Negeri 1 Jeli, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung. Gelar terakhir yang ditempuh yaitu strata 2 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung pada tahun 2022. Proses mengajar di SD Negeri 1 Jeli dilakukan hanya tiga hari, sedangkan sisanya dilalui dengan berjualan tahu dan sayur keliling di puncak gunung. Motto hidup yaitu mengikuti arahan hati dengan tetap berfikir logis dan kritis (Otak Atik Matuk).

Tidak ada komentar:

Bimbingan Teknis Hybrid Learning Guru PAI Kabupaten Tulungagung Tahun 2025

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL BAB 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam era digital yang semakin berkembang, ...