Tampilkan postingan dengan label Percayalah Pada Tuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Percayalah Pada Tuhan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Juni 2022

SUPRA BAPAK

 


Foto Kendaraan Penulis dari Ayah Tercinta



HARAPAN SELALU ADA


        Selamat malam sahabat, berjumpa lagi denganku seorang lajang yang penuh dengan misteri. Malam ini akan aku ceritakan kisahku tentang sebuah harapan yang lama aku pendam. Harapan adalah keinginan mendalam dari seorang manusia yang akan dicapai dengan berbagai halangan dan rintangan. Lebih tepatnya tadi pagi ketika aku tidur mulai terdengar suara merdu ibu membuatku terbangun. Ibu bilang kepadaku dengan menggedor pintu kamar yang telah aku kunci rapat:

"bangun.. bangun.. sholat subuh cah bagus"

Melalui suara ibuku tersebut aku langsung bangun dan teringat bahwa hari ini ada tiga agenda yang harus dilakukan. Tanpa pikir panjang aku langsung mandi terlebih dahulu dan wudhu agar shalat yang aku lakukan bisa sedikit lebih khusu' dari biasanya. Agenda shalat subuh secara sendiri selalu kulakukan, sulit untukku bangun pagi untuk shalat berjamaah di mushola. Ada beberapa sebab diantaranya yaitu kekhawatiran untuk menjadi imam, lamanya masyarakat untuk datang ke mushola dan karena belum ada penyemangat. Aku berharap suatu saat nanti bisa jamaah di mushola tanpa adanya stimulus sehingga timbul perasaan ikhlas di dalam hati.
        Selepas menunaikan kewajiban kepada Tuhan yang maha esa kulangkahkan kaki untuk duduk di kamar. Kamis adalah hari nganggur karena jam mengajar yang aku lakukan hanya senin, selasa dan rabu. Aku buka kembali laptop lenovo kemudian kunyalakan handphone dan aku sentuh tampilan teathring. Laptop yang telah tersambung teathring sangat mudah untuk mengakses internet. Agendaku yang pertama di hari ini adalah membaca artikel yang ada di jurnal UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Aku tertarik untuk menulis artikel yang akan diterbitkan di Ta'allum. Akhirnya tanpa berfikir panjang aku download template dan melihat deadline terbit dari jurnal yang akan dimuat. Bulan Juni dan September adalah waktu terbit dari jurnal Ta'allum, sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk diriku menulis. Tema yang aku pilih adalah pendidikan islam.
           60 menit telah berlalu dan aku ingat bahwa ada agenda kedua  yang harus segera dilakukan. Agenda tersebut adalah menemui dosen untuk melakukan bimbingan penerbitan artikel yang akan dimuat di pulau Bali sekitar bulan September. Tanpa persiapan aku lalu mencetak abstrak dan pendahuluan yang telah aku susun di malam hari. Eh iya, bangun tidur aku sudah mandi, karena sudah terlewati beberapa menit dan akan bimbingan aku akhirnya mandi lagi deh. Aku juga sadar bahwa kulitku merupakan kulit hitam yang akan cepat berubah ketika terkena sinar matahari, meskipun demikian aku optimis dan berasumsi bahwa menjadi orang hitam itu tidak apa-apa yang penting sehat dan bersih. Aku berfikir untuk memberikan hadiah atas segala kebersamaanku selama ini bersama dosen yang sangat aku hormati, karena aku tidak mempunyai uang akhirnya ibuku bertanya kepadaku:

" enak opo le, kok bingung.. butuh duwek piro, ngomongo.. iki tak wei satus tapi ngko ibuk tumbasno podo karo seng ape saman tumbasne mae dosenmu ya"

Ibuku yang sangat perhatian lalu aku jabat dengan lembut dan berkata:

"iya buk, aku berjanji suatu saat nanti semua biaya yang pernah ibu dan ayah keluarkan untukku akan kuganti dengan memberangkatkan panjenengan ke mekah al mukarromah (di dalam hati aku bingung.. berapa jumlah uang yang harus aku kembalikan)"

Ibu yang sadar bahwa aku benar tulus kemudian mengucap sesuatu dengan mata penuh air mata:
"sholat subuh jamaah le, lek minggu meluo ibuk ngaji.. ibuk ndak butuh duwekmu, tapi sok lek wes sukses ojo lali adekmu ya.."

Aku yang sudah masih dilanda perasaan bingung, sedih dan senang akhirnya berangkat. Tempat pertama yang aku hampiri adalah toko kue di dekat kantor kecamatan Karangrejo. Hadiahpun sudah di genggaman, akhirnya kulajukan motor suprafit dengan penuh semangat. Pukul 08.00 wib aku tiba di kampus, kemudian yang aku lakukan adalah menaruh hadiah tersebut langsung di mejanya karena menurutku tidak etis kalau memberikannya langsung (ibaratkan saja surprise). Satu jam telah berlalu, namun beliau belum datang. Perut mulai keroncongan karena belum sarapan pagi, Tuhanpun seperti mendengar rintihan diri ini dan setengah jam kemudian dosen datang dengan ekspresi kelelahan. Tak enak hati untuk melaksanakan bimbingan, meskipun demikian aku tetap menemui untuk menanyakan kabar. Kelanjutan ceritanya lain kali saja ya karena masih 5 halaman kalau diulas secara mendalam. 
        Lanjut agenda ketiga yakni pertemuan guru, proktor ANBK, teknisi, kepala sekolah dan dinas pendidikan Tulungagung di SD Gedangan. Sebenarnya pertemuan dimulai pukul 09.30, namun aku berharap semua agenda bisa terlaksana dengan berdoa pada Tuhan yang maha kuasa:

"ya Allah tulung .. lancar ya Allah, kulo manut panjenengan.. duduhono dalane ya Allah.. lek mandek nggeh siap., lanjut nggeh oke mawon.. Allohumma lancar.. bismillahirrahmaanirrahiiim"

Eh iya, sebelum ke rapat tersebut aku teringat pesan dari mentor (guru besar) bahwa tidak afdhol kuliah di kampus tanpa mencoba makanan mak ana ketika waktu istirahat. Akhirnya tanpa pikir panjang aku langsung mampir kesana, makan, minum, bayar dan lanjut ke agenda ketiga. Waktu menunjukkan pukul 11.00 wib, yang ada hanyalah penunggu toko di dekat ruangan rapat. Nafas yang masih ngos-ngosan lalu memberanikan diri untuk bertanya:

"mbak, wau nopo enten rapat.. kok sepi.. sami teng pundi nggih?"

Penunggu toko kemudian menjelaskan kalau rapat telah selesai 1 jam yang lalu. Okelah, mungkin ini kehendak Tuhan agar diriku segera pulang. Ingatan akan permintaan ibuku untuk membelikan hadiah membuatku sadar untuk membawa oleh-oleh ketika pulang ke rumah, akhirnya aku mampir lagi ke tempat membeli kue. Sepulang di rumah ibu tidak ada karena masih menyapu di seberang jalan (maaf ibuku menjadi pelayan di rumah adiknya dalam hal menyapu, mencuci piring, dll) aku lalu ke belakang rumah. Aku melihat kandang ayam yang sangat rusak dan lampu kandang konslet, kemudian tanpa pikir panjang aku langsung membenahinya.
        Berdasarkan ketiga agenda yang telah terlewati di hari ini aku belajar bahwa percaya pada sebuah harapan itu perlu agar tidak stagnan dalam menjalani hari libur.

Sekian

Terimakasih telah mampir dan membaca ulasan diriku yang masih jauh dari kata ilmiah ini, semoga harimu menyenangkan :^)

















Bimbingan Teknis Hybrid Learning Guru PAI Kabupaten Tulungagung Tahun 2025

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL BAB 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam era digital yang semakin berkembang, ...