Tampilkan postingan dengan label Selamat Malam Masa Depan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Selamat Malam Masa Depan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Juni 2022

Semangat untuk Masa Tua

 

Foto Penulis di Tahun 2013 sebelum mengenal cinta



PERCAYA PADA WAKTU

Selamat malam sahabat, malam ini aku sangat sadar ternyata semua yang dilakukan tidak selalu sesuai dengan harapan. Aku dilahirkan di Tulungagung namun mengawali belajar di Mojokerto dan Surabaya. Pada zaman dahulu ketika diriku usia 6 tahun berkeinginan untuk belajar di sekolah Surabaya yang sama dengan temanku sekelas,namun tidak terlaksana karena orangtua pindah ke Tulungagung. Karena masih kecil yang aku lakukan hanya nurut saja untuk lanjut sekolah di dekat rumah. Ketika sudah usia 13 tahun aku berharap untuk belajar di pondok pesantren, namun keinginan tersebut tidak diijinkan oleh orang tua karena tidak ada biaya. Terhalangnya keinginan untuk menjadi anak pesantren tidak menyurutkan semangat untuk belajar, selanjutnya yang kulakukan adalah daftar di mts dekat rumah yang berstandar islami dan masih berkesinambungan dengan pelajaran di pondok pesantren. Awal mula mengenal cinta ketika usia mulai menginjak kelas 2 mts/smp. Pelampiasan dari masa puber tersebut adalah berani bilang cinta kepada salah satu wanita cantik yakni adik kelas dan langsung ditolak. Berdasarkan penolakan tersebut aku sadar bahwa pacaran bukanlah jalan hidupku. Aku lebih terpacu untuk belajar dan akhirnya mendapat predikat lulus terbaik di masanya.

Awal karirku di bidang pendidikan mulai terlihat ketika aku belajar di sekolah menengah atas. Sekolah tersebut berbasis nasional sehingga banyak teman dari luar kota dengan segala karakteristik yang dapat aku pelajari untuk bekal di masa depan. Pengalaman cinta juga pernah terjalin namun kandas karena yang aku dekati masih jalur saudara dan akhirnya sampai sekarang bisa tukar menukar informasi tentang dunia pendidikan. Pada akhir Ujian Nasional fikiranku untuk menjelajahi masa depan semakin luas. Entah kenapa aku melihat sosok terang yang berada di depan Mushola dekat rumahku. Berdasarkan firasat tersebut aku mempunyai hipotesis untuk mendirikan taman pendidikan alqur'an dan madrasah diniyah disana. 

Takdir berkata baik dan akhirnya perlahan madrasah diniyah mulai terbentuk dengan santri sekitar 20. Pendirian madrasah tersebut juga dilandasi rasa takut karena aku diutus orangtua kuliah. Bangku kuliah pastinya aku nanti dapat gelar dan harus ada pengabdian di masyarakat. akhirnya niat untuk mengabdi di masyarakat untuk mengajar ngaji semakin kuat. 5 tahun sudah madrasah dibangun dan banyak sekali halangan, rintangan, suka dan duka bersama para masyarakat. suatu saat akan kuulas secara lebih dalam agar pengalaman yang telah aku lalui bisa kita rasakan bersama melalui tulisan yang singkat ini.

by the way sekarang aku akan mendapat gelar magister dan masih belum menemukan jalan hidup yang benar. Setiap pagi aku masih bangun kesiangan, mencuci baju saja belum bisa, bekerjapun tidak, uangpun masih meminta orang tua bahkan minta adikku yang bekerja serabutan di toko sebagai pelayan. Jika di analisis secara mendalam gelar yang akan aku dapatkan belum bisa bermanfaat untuk orang tua dan adikku. aku masih sering berbuat baik kepada orang lain dibanding keluargaku sendiri. aku berharap melalui tulisan ini aku bisa sadar akan arti menjadi manusia yang hidup, bukan hidup untuk manusia.

sekian

terimakasih telah mampir pada tulisan yang masih belum ilmiah ini.

 







Bimbingan Teknis Hybrid Learning Guru PAI Kabupaten Tulungagung Tahun 2025

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL BAB 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam era digital yang semakin berkembang, ...