KESULITAN MENJADI PEOPLE PLEASURE DALAM BERKATA TIDAK
Ahmad
Syaifuddin, M.Pd.[1]
Email: asyaifuddin711@gmail.com
Setiap manusia pasti memiliki kecenderungan untuk berbuat baik kepada orang lain sesuai kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Sikap yang terlalu baik dalam kajian ilmiah sering dikaitkan dengan istilah people pleaser.
Orang yang memiliki sikap people pleaser selalu berusaha menyenangkan dan memenuhi keinginan orang lain. Sikap yang berlebihan mampu mengubah pola hidup people pleaser. Kondisi ini bisa dipicu oleh dua hal yaitu faktor trauma di masa lalu dan perasaan tidak aman karena mengalami beberapa perundungan di dalam hidupnya.
Ada sebuah kisah hidup dari Ghofur (nama samara penulis) tentang people pleaser. Selama hidup Ghofur selalu dijaga dengan sangat baik oleh kedua orang tuanya. Setiap Ghofur meminta apapun pasti diberikan, bahkan ketika terlambat pulang pasti dicari. Sebagai seorang manusia normal sudah seharusnya Ghofur senang dengan kondisi tersebut, namun kenyataan berkata tidak. Ghofur merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki pandangan bahwa menyenangkan keluarga pasti sangat mudah karena kedua orangtua sering memanjakannya sehingga sikap yang sering membuat orangtuanya jengkel adalah selalu berusaha menyenangkan orang lain yang membuat Ghofur merasa kecapekan bahkan sakit-sakitan. Sebenarnya Ghofur merasa sangat senang karena diperhatikan dan dipuji oleh orang yang dibantunya, namun orangtuanya sudah pasti memiliki pandangan yang luas tentang masa depan anaknya sehingga Ghofur dijaga dengan sangat ketat, lalu disekolahkan sampai ke jenjang yang paling tinggi tanpa harus berurusan dengan penilaian orang lain agar tidak kesulitan mencari nafkah. Berkat kegigihan orang tuanya, maka Ghofur sudah lulus strata dua di perguruan tinggi ternama dengan nilai tertinggi di Universitas. Hal yang tidak bisa Ghofur manfaatkan adalah ijasah serta nilai tersebut dalam mencari rupiah yang sepadan dengan perjuangan kedua orang tuanya. Selama perkuliahan Ghofur sering membantu orang lain dalam mengajarkan ilmu hadrah di sekitar rumahnya, namun ketika Ghofur mempunyai sedikit kesalahan langsung diremehkan dan dianggap sebagai manusia yang gagal sehingga saat ini dirinya mengalami depresi untuk bertemu orang lain. Beberapa kesalahan yang pernah dilakukan yakni sebagai berikut:
1. Tidak bisa menolak bantuan orang lain
2. Tidak disiplin waktu,
3. Sering kelelahan selama membantu orang lain,
4. Tidak konsisten dalam menyampaikan sesuatu,
5. Sering putus asa karena kritikan orang lain.
Kelima hal di atas merupakan kelemahan Ghofur sebagai seorang pengidap people pleaser. Tingkat psikologis yang diderita oleh Ghofur belum bisa diukur karena tidak pernah ke psikiater, sehingga beberapa kegiatan yang membuat Ghofur merasa aman dan nyaman dari kritikan orang lain yakni sebagai berikut:
1. Melihat video anime di Youtube,
2. Mendengarkan suara air laut,
3. Melihat banyaknya dedaunan di puncak gunung,
4. Berbincang dengan wanita cantik,
5. Bersepeda motor untuk melihat banyak warna di sepanjang jalan.
Berdasarkan kisah di atas,
maka sikap people pleaser yang
dialami oleh Ghofur bisa disebabkan oleh perasaan takut mengecewakan orang lain,
ingin disukai oleh orang yang dikenal, merasa takut salah, sering mengikuti arus
ketika di ajak berbincang dan takut kesepian. Ghofur pasti berkata iya pada
setiap ajakan ataupun perintah dari siapapun yang dianggapnya mampu memuaskan
hasratnya sebagai people pleaser.