Diriku bukan seorang pembaca yang baik, juga tidak mahir dalam memahami perasaan seseorang. Semua ini terjadi karena Tuhan masih menutupi aibku. Banyak sisi negatif yang mulai tumbuh dariku. Tahukah kalian bahwa setiap malam fikiranku selalu terbayang penyesalan mendalam akan semua hal yang sudah terlewati.
Beberapa kali diriku merasa takut untuk memulai sesuatu kegiatan. Bangun tidurpun selalu terbayang kematian, begitu terus sampai merasuk ke dalam mimpi. Jauhnya jarak antara diriku dan sifat disiplin membuatku merasa kurang maksimal di semua bidang. Perasaan takut untuk gagal membuatku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama bahkan tidak berani memulai sesuatu yang sudah menjadi rutinitas (terlalu mendramatisir keadaan).
Kegiatanku sehari-hari yakni mengajar agama islam dan budi pekerti kepada siswa di tingkat dasar, namun hatiku merasa bahwa semua yang sudah berlalu tidak merubah apapun. Kekosongan yang ada di dalam diriku karena seringnya mengalami tekanan sosial sehingga muncul adanya luka emosional yang belum bisa terobati sampai hari ini.
Ketakutan akan masa depan memunculkan perilaku untuk menjauhi lingkungan sosial. Perlu kalian ketahui bahwa dengan mengembangkan jiwa sosial seseorang dapat berada di puncak dan dengan kemunduran sikap sosial seorang individu juga akan berada di tingkat terendah.
Luka ini akan terus ada dan selalu melebar setiap waktu. Satu keinginan yang ingin aku sampaikan kepada kalian (para pembaca) "jangan penuhi aktifitasmu dengan air mata penyesalan sepertiku, namun isilah rutinitasmu dengan air mata kepuasan dari kerja keras yang akan kalian hadapi (hilangkan keputusasaan)"