Senin waktunya mengajarPenulis akan mengajar di kelas 6 bertempat di Sekolah Dasar Negeri 1 Jeli. Alokasi waktu dalam mengajar yaitu 2x4 jam pelajaran dimulai pada pukul 09.45-12.00 wib. Mata pelajaran yang disampaikan yaitu Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti pada semester 2 di tahun 2024. Ada 4 kajian pembahasan yang harus terselesaikan yaitu membaca QS Al-Maidah:2, memahami arti QS Al-Maidah:2, kandungan QS Al-Maidah:2 dan memahami makna QS Al-Maidah:2
Al qur’an surat al Maidah ayat 2 mengajak manusia
untuk saling tolong menolong dan bekerjasama dalam mengerjakan kebaikan dan
taqwa. Kebaikan adalah perilaku terpuji dari orang lain baik bagi lingkungan
sekitar maupun masyarakat luas. Guru yang baik pasti memberikan contoh perilaku
terpuji kepada para murid mengenai tolong menolong di lingkungan sekolah,
diantaranya adalah dengan saling membantu menyiram tanaman di taman,
membersihkan halaman dari sampah yang berserakan atau memberikan pertolongan
bagi anak yang terjatuh saat bermain sepak bola di lapangan.
Arti dari ayat di atas yaitu "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."
Konteks tolong menolong di dalam surat al Maidah ayat
2 yaitu tolong menolong dalam bentuk peribadatan. Bagi sekolah yang mayoritas
agamanya islam, maka tidak akan nampak secara signifikan sikap tolong menolong
yang akan terdeteksi. Berbeda dengan sekolah yang memiliki perbedaan agama yang
nantinya bisa saling membantu dalam menjaga toleransi antara kaum beragama.
Contohnya yaitu ketika ada murid islam yang akan mengerjakan shalat, maka siswa
non islam akan menjaga barang berharga milik teman yang sedang shalat. Begitu
juga ketika siswa non islam sedang mengerjakan kewajiban dalam agama mereka,
maka siswa islam akan membantu menjaga kondisional sekitar agar tidak
mengganggu ketertiban teman yang sedang beribadah. Semua yang dijelaskan di
atas akan dapat terlaksana bagi sekolah dengan jenjang smp ke atas. Bagaimana
jika jenjang yang akan diajarkan mengenai Q.S. al Maidah ayat 2 ada di jenjang
sekolah dasar? Secara tidak langsung,
guru harus memiliki trik jitu agar pemahaman tolong menolong di lingkungan
sekolah dalam kajian keagamaan dapat dipahami secara jelas oleh peserta didik
sehingga dapat masuk ke dalam memori jangka panjang mereka.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pembelajaran di dalam
kelas sering menggunakan tanya jawab, penugasan dan sistem dreal (memberikan
banyak soal untuk dikerjakan). Dampak dari diterapkannya metode pembelajaran
klasikal semacam itu membuat para siswa disiplin dari luar, namun memberontak
dari dalam karena keinginan mereka agar pelajaran segera selesai dan pulang ke
rumah tanpa memikirkan ilmu yang disampaikan oleh guru di dalam kelas.
Rutinitas pembelajaran semacam inilah yang sangat penulis tidak suka karena
kepintaran yang bersifat sementara hanya akan berdampak buruk bagi masa depan
para siswa. Pada beberapa kesempatan penulis melakukan wawancara kepada 11
murid di kelas 6. Mereka memiliki beranggapan bahwa pembelajaran akan menarik
ketika hal-hal di bawah ini terpenuhi:
1.Guru memberikan hadiah
2.Guru
mau diajak bermain bersama
3.Guru
tidak selalu memberikan tugas merangkum
4.Guru mau memberikan nilai dari pekerjaan yang telah dilakukan siswa
5.Guru
tidak pemarah
6.Guru
memiliki bau harum dan rapi dalam berpakaian
7.Guru
memberikan pujian secara langsung maupun secara paraf
8.Guru
selalu memiliki ide kreatif dalam mengajar
9.Guru
tidak bermain handphone ketika mengajar
10.Guru tidak memberikan hukuman ketika siswa tidak
membawa buku
11. Guru mahir memberikan contoh konkret sesuai pola pikir
siswa masa kini
1.Guru memberikan hadiah
4.Guru mau memberikan nilai dari pekerjaan yang telah dilakukan siswa
Berdasarkan
semua hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru harus serba bisa dalam
meraih minat anak dalam segala situasi yang selalu berubah setiap harinya.
Beban hidup dengan beban kerja di sekolah yang pastinya terus menumpuk harus
dikesampingkan agar pembelajaran di dalam kelas bisa maksimal dan murid dapat
senang dalam setiap pembelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolahannya
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar