Senin, 20 Juni 2022

MENULIS UNTUK KEBUTUHAN BUKAN KETERPAKSAAN

 

Terima  kasih Tuhan

    Hari minggu adalah urutan penanggalan masehi sebelum senin dan sesudah sabtu. Minggu biasa digunakan oleh para pemuda untuk mengistirahatkan diri dengan jalan sehat, liburan atau sekadar menyalurkan hobi. Berbeda dengan penulis yang tetap berada di dalam kamar untuk menulis. Terdengar sayup-sayup perbincangan antara tetangga dengan orang tua tentang "kegiatan apa saja sih yang dilakukan oleh penulis di dalam kamar?". Secara umum penulis lebih mengekang hobi agar tidak terlalu membebani orang tua, maklum saja sampai hari ini penulis belum bisa mempunyai penghasilan yang tetap untuk berfoya-foya sebagaimana pemuda seusianya. Hal yang dilakukan di dalam kamar adalah membuka laptop dan membaca jurnal, artikel ilmiah atau sekadar menulis secara random acak sampling seperti ini.

    4 tahun silam penulis seringkali mencari pekerjaan serabutan dengan menjadi kuli cat besi, buruh mengirim burung kicauan bahkan menjadi pemulung. Semua itu penulis hentikan karena orang tua sangat melarangnya. Mereka berpesan untuk tetap pada jalur kehidupan yaitu menuntaskan pendidikan setinggi-tingginya tanpa memikirkan masalah biaya. Penulis sadar bahwa semua biaya yang dikeluarkan orangtua tidak mudah didapatkan. Bahkan satu tahun kemarin mereka menggadaikan surat tanah dan meminjam uang bank sebesar puluhan juta untuk kehidupan sehari-hari. Semua ceritaku ini bukan untuk membuka aib keluarga, namun sebagai pelajaran untukku agar selalu giat belajar sampai titik darah penghabisan. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, umur juga sudah 24 tahun lebih 3 bulan yang berarti bukan taraf bermain-main dalam urusan cinta. Sebenarnya penulis sudah memiliki kekasih, namun dia masih belajar dan lulus kurang lebih 2 tahun dari sekarang. Sampai waktu kelulusan tiba penulis harus terus berusaha mencari uang untuk membeli mahar pernikahan serta menabung untuk membantu perekonomian orang tua di rumah.

    Hari minggu dilalui sebagaimana hari kemarin, hal yang membedakan adalah penulis pergi ke tempat reparasi motor. Kendaraan yang biasa dipakai bepergian sudah waktunya mengganti oli mesin. Penulis juga menyadari paket data sudah habis tinggal 1 mega byte. Tanpa pikir panjang penulis membuka satu persatu dompet kecil milik ibu dan menemukan uang 50 ribu. Perasaan sedih dirasakan oleh penulis, namun ketika oli tidak diganti motor akan rusak dan menambah biaya yang tidak sedikit. Penulis kemudian mengambil uang tersebut dengan izin terlebih dahulu kepada ibu yang sedang mencuci baju di kamar mandi belakang rumah. Penulis kemudian berhutang uang 100 ribu kepada adik yang sudah bekerja menjadi pelayan di toko dekat rumah untuk membeli paket data XL. Bersyukur harus selalu dilakukan, karena masih banyak manusia yang lebih tidak beruntung di dunia ini.

    Apapun situasinya memaksa diri untuk selalu berprasangka baik kepada Tuhan adalah hal kecil yang akan menjadi teladan yang besar bagi diri sendiri dalam melalui segala situasi yang masih menjadi misteri. Sekian ceritaku hari ini, terimakasih telah mampir membaca tulisan yang masih jauh dari unsur ilmiah :"-)





Tidak ada komentar:

Bimbingan Teknis Hybrid Learning Guru PAI Kabupaten Tulungagung Tahun 2025

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL BAB 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam era digital yang semakin berkembang, ...